Sunday, 10 March 2013

Meneladani Murobbi Sejati Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wa Sallam

Alloh Ta'ala berfirman :

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا


"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rosululloh itu suri teladan yang baik bagi kalian (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Alloh dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Alloh." (QS. Al-Ahzab (33) : 21)

Diantara nikmat Alloh Ta'ala yang terbesar kepada umat ini adalah diutusnya seorang Rosul yang menjadi murobbi umat yang mengajarkan mereka Al-Qur'an dan Al-Hikmah, yang menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari kemungkaran, yang menghalalkan yang baik dan mengharamkan yang buruk, dimana sebelumnya umat ini berada dalam kesesatan yang nyata.

Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wa Sallam adalah murobbi sejati yang harus diteladani. Meneladani Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wa Sallam adalah sebuah kemuliaan dan menyelisihi beliau adalah sebuah kehinaan yang nyata. Meneladani beliau Shalallahu ‘alaihi wa Sallam adalah satu-satunya jalan menuju surga dan sebab meraih wajah Alloh Ta'ala di negeri akhirat.
Alloh Ta'ala berfirman : "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rosululloh itu suri teladan yang baik bagi kalian (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Alloh dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Alloh." (QS. Al-Ahzab (33) : 21)

Ayat yang mulia ini menunjukan kemuliaan dan keutamaan besar meneladani Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wa Sallam, karena Alloh sendiri yang menyebut perbuatan Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wa Sallam sebagai "teladan yang baik", yang ini menunjukan bahwa orang yang meneladani Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wa Sallam berarti dia telah menempuh jalan yang lurus yang akan membawanya mendapatkan kemuliaan dan rahmat Alloh Ta'ala.
Ketika menafsirkan ayat ini, imam Ibnu Katsir Rahimahulloh berkata : "Ayat yang mulia ini merupakan landasan yang dalam meneladani Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wa Sallam dalam semua ucapan, perbuatan dan akhlak beliau"

Kemudian firman Alloh Ta'ala di akhir ayat ini mengisyaratkan adanya keterikatan antara meneladani Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wa Sallam dengan kesempurnaan iman kepada Alloh Ta'ala dan hari akhir, yang ini berarti bahwa semangat dan kesungguhan seorang muslim untuk meneladani Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wa Sallam merupakan tanda kesempurnaan imannya.
 Meneladani Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wa Sallam adalah bukti kecintaan kepada Alloh Ta'ala dan sekaligus cinta kepada Rosul-Nya. Alloh menyangkal dengan keras bagi setiap yang mengaku-ngaku mencintai Alloh tetapi tidak meneladani Rosululloh. Sebagaimana Alloh Ta'ala berfirman :
"Katakanlah : "Jika kamu (benar-benar) mencintai Alloh , ikutilah aku, niscaya Alloh mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.' Alloh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Ali Imron (3) : 31)

Imam Hasan Al Bashri Rahimahulloh berkata : "Suatu kaum yang mengaku mencintai Alloh Ta'ala, maka Alloh uji dengan ayat ini atas kesungguhan cinta mereka."
Imam Al Qhodi 'Ilyad Rahimahulloh berkata : "Ketahuilah bahwa barangsiapa yang mencintai sesuatu, maka dia akan berusaha meneladaninya. Kalau tidak demikian, maka berarti dia tidak dianggap benar dalam kecintaannya dan hanya mengaku-aku (tanpa bukti nyata). Maka orang yang benar dalam (pengakuan) mencintai Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wa Sallam adalah jika terlihat tanda (bukti) kcintaan tersebut pada dirinya. Tanda (bukti) cinta kepada Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wa Sallam yang utama adalah (dengan) meneladani beliau, mengamalkan sunnahnya, mengikuti smua ucapan dan perbuatannya, melaksanakan segala perintah dan menjauhi larangannya, serta menghiasi diri dengan adab-adab (etika) yang beliau (contohkan), dalam keadaan susah maupun senang dan lapang maupun sempit.
Termasuk cakupan dalam meneladani Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wa Sallam adalah aspek dakwah. Kita sebagai seorang yang beriman hendaknya memahami dan mengetahui bagaimana sifat dakwah Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wa Sallam. Fungsi memahami sifat dakwah Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wa Sallam sangat besar. Dengannya akan menghantarkan kita kepada sikap yang bijak dan tepat dalam berdakwah, serta menjauhi sikap arogansi dan narsis dalam menyebarkan risalah Islam.

Berikut beberapa contoh sikap dakwah Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wa Sallam menghadapi objek dakwah yang wajib kita teladani ;

1. Sikap lemah lembut Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wa Sallam terhadap orang yang kencing di Masjid.
Riwayat dari Anas Radhiallohu'anhu,ia berkata : "Ketika kami sedang berada di masjid bersama Rosululloh tiba-tiba datang seorang Arab Badui, kemudian masuk masjid dan kencing didalamnya, seketika itu para sahabat menghardiknya seraya berkata : "Biarkan ia jangan kalian putus kencingnya !", akhirnya mereka membiarkan orang tersebut menyelesaikan kencingnya, setelah itu Rosululloh memanggilnya dan bersabda kepadanya, "Sesungguhnya masjid ini tidak layak sedikitpun dikencingi dan dikotori, sesungguhnya masjid ini hanya untuk dzikir kepada Alloh, sholat, dan untuk membaca Al-Qur'an." Kemudian Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wa Sallam menyuruh salah seorang sahabatnya mengambil seember air dan menyiramnya ke tempat kencing orang tersebut." (HR. Al Bukhari)

2. Kesabaran Beliau Shalallahu ‘alaihi wa Sallam menghadapi penduduk Thoif.
Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wa Sallam tinggal di Thoif selama sepuluh hari, Beliau tidak meninggalkan seorang pun dari toko dan pembesar negeri itu kecuali didakwahinya kepada islam, tetapi mereka menjawab : "Keluarlah dari negeri kami !", bahkan mereka menyuruh anak-anak dan orang-orang yang bodoh diantara mereka agar menghina dan mencaci maki Beliau. Ketika Beliau hendak keluar dari negeri itu, Beliau diikuti oleh orang-orang dungu penduduk negeri itu, mereka mengelilingi Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wa Sallam dalam dua barisan, kemudian mereka melempari Beliau dengan batu dan mencemoohnya dengan kata-kata yang tidak sopan dan menyakitkan, mereka melempari kedua urat di atas tumitnya dengan batu hingga kedua sandalnya terlumuri oleh darah. Zaid bin Haritsah melindungi Beliau dengan dirinya hingga kepalanya terluka oleh lemparan batu mereka. Kemudian Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wa Sallam kembali ke Mekkah dengan kesedihan yang dalam dan hati yang berkeping-keping. Di tengah jalan yang menuju Mekkah, Alloh Ta'ala mengutus Jibril bersama malaikat gunung yang menawarkan kepada Beliau agar diizinkan mengangkat dua gunung yang mengapit negeri Thoif kemudian melemparkannya ke negeri Thoif yang menyiksa dan menganiyayanya. (Lihat : Rahiqul Mahtum hal, 122)

3. Sikap bijak Beliau terhadap seseorang yang minta izin untuk zina.
Diriwayatkan dari Abu Umamah Radhiallahu'anhu, ia berkata : Ada seorang pemuda menemui Nabi Shalallahu ‘alaihi wa Sallam seraya berkata, "Wahai Rosululloh, izinkan aku melakukan zina, seketika itu kaum yang ada di sisi Rosululloh menghardiknya seraya berkata : "Enyahlah kamu dari sini, kemudian Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : "Dekatkanlah dia kepadaku, kemudian pemuda itu lebih mendekat kepada Rosul, kemudian beliau bersabda kepadanya : "Apakah kamu senang jika orang lain melakukannya kepada ibumu?", dia menjawab : "Demi Alloh, tidak, semoga Alloh menjadikanku sebagai tebusanmu ya Rosul, kemudian Beliau bersaba lagi : "Apakah kamu senang jika orang lain melakukannya pada anak perempuanmu?", dia menjawab : "Demi Alloh, tidak, semoga Alloh menjadikanku tebusanmu." Beliau bersabda : "Demikian juga orang lain tidak senang kalau anak perempuannya dizinahi." Beliau bersabda lagi : "Apakah kamu senang jika orang lain melakukannya terhadap saudarimu?", dia menjawab : "Demi Alloh, tidak, semoga Alloh menjadikanku sebagai tebusanmu." Beliau bersabda : "Demikian juga orang lain tidak rela kalau saudarinya dizinahi." Beliau bersabda lagi : "Apakah kamu senang jika orang lain melakukannya terhadap bibimu?", dia menjawab : "Demi Alloh, tidak, semoga Alloh menjadikanku sebagai tebusanmu." Beliau bersabda : :Demikian juga orang lain tidak rela jika bibinya dizinahi." (HR. Ahmad)

Demikian tiga contoh Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wa Sallam menghadapi objek dakwah yang harus kita jadikan sebagai pedoman. Tantunya masih banyak sekali bagaimana sikap Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wa Sallam menghadapi objek dakwah. Galilah dan pahamilah sepak terjang dakwah Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wa Sallam niscaya kita akan menuai kesuksesan dalam berdakwah.

Wednesday, 6 March 2013

Waspada Sihir Di Televisi

Allah Ta’ala berfirman yang artinya:
“…dan sangat jahatlah perbuatan mereka yang menjual dirinya dengan sihir, jika mereka mengetahui.” (QS. Al-Baqarah [2]:102)

Paska tahun 2000-an, alat-alat teknologi semakin mencuat di negeri kita. Hal ini tentu memberikan banyak kemudahan dalam kehidupan masyarakat kita. Dan saat itu adalah awal yang semakin banyaknya masyarakat kita yang mempunyai televisi. Hingga hari ini, hampir sering kita temui bahwa tiap rumah di negeri kita pasti memiliki televisi. Baik itu di rumah, kantor, mobil dan bahkan di telepon genggam.
Sebagai sebuah produk teknologi dan benda, televisi sebenarnya bukan masalah di mata Islam. Karena Islam sangat mengapresiasi kemajuan dan perkembangan sebuah peradaban, selama itu sejalan dengan Syariat Islam. Namun, sisi lain yang harus di waspadai adalah, ‘Apa konten yang yang terkandung dan disiarkan oleh televisi itu?’.

Perang pemikiran dan peradaban (Ghazwul Fikri wal hadarah) antara Islam dan Non-Islam, setidaknya memainkan peran yang sangat kental dalam hal ini (televisi). Sehingga, ‘man behind the gun’ sangat menentukan apa yang disiarkan oleh televisi. Dimana barat yang selalu menabuh genderang perang dengan Islam dan kaum Muslimin, selalu tampil apik sebagai pengendali dunia per-televisian internasional. Termasuk juga dalam ranah per-televisian kita.
Tayangan-tayangan yang berbau pornografi, budaya sekuler, sihir dan sejenisnya adalah produk-produk unggulan yang dijadikan peluru untuk memerangi dan menghancurkan tatanan kehidupan masyarakat kita. Terutama untuk menghadang laju dakwah Islamiyah yang sedang masif bergerak dan berkembang.

Hukum Sihir Dalam Islam
Dalam Islam, sihir hukumnya haram. Harga mati, tanpa tawar menawar. Pasalnya, sihir adalah salah satu praktik dari syirik. Dan syirik adalah musuh utama tauhid yang diserukan oleh Allah ta’ala, serta para Nabi dan Rasul.
Dan sungguh Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): ‘Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut (syetan) ‘. (QS. An-Nahl: 36)

Barang siapa mendatangi tukang ramal dan menanyakan sesuatu kepadanya, tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh hari.” (HR. Muslim)

Barang siapa yang mendatangi dukun dan membenarkan apa yang ia katakan, maka sungguh telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad .“ (HR. Abu Dawud)

Maka, haram-lah seorang muslim mendatangi dukun, tukang tenung, tukang sihir dan yang semisal. Untuk menanyakan mengenai jodoh, pernikahan, rezeki, penyakit dan konsultasi lainnya.

…dan sangat jahatlah perbuatan mereka yang menjual dirinya dengan sihir, jika mereka mengetahui.” (QS. Al-Baqarah [2]:102)

Ada banyak sekali tayangan-tayangan di layar televisi kita, yang menampilkan praktek-praktek sihir. Dan tentu sangat berbahaya bagi iman dan akidah kita. Misalnya: The Master, Kaderisasi Penyihir Kontemporer
The Master adalah acara reality show salah satu acara di salah satu stasiun telivisi indonesia. Semacam pencarian bakat atau akademi singkat, yang tujuannya adalah melahirkan orang-orang yang pandai sihir, sulap dan sejenisnya. Acara ini menjadi sangatlah berbahaya, karena tayangan tersebut ada di televisi dan dipertontonkan ke jutaan penduduk Indonesia.
The Master pertama kali ditayangkan pada 6 Februari 2009. Biasanya tayang setiap pukul 21.00 hingga larut malam, sekitar 00.30 WIB. Jenis-jenis sihir yang dilombakan diantaranya Escapologist,IllusionistClassicMentalist, dan Slight of Hand Artist.
Tampil sebagai tuan dan sekaligus juri dalam acara ini adalah 2 orang yang sudah familier dengan sihirnya yaitu Deddy Corbuzier dan  Romy Rafael. Keduanya merupakan orang-orang yang sangat giat mengkampanyekan sihir serta budaya-budaya satanisme (penyembahan setan) di Indonesia.
Parahnya, The Master mampu meraih rating sebanyak 11,4 dari minat pemirsa. Sehingga pernah memenangkan Panasonic Gobel Awards, untuk kategori ‘Pencarian Bakat Terbaik’ di tahun 2010.
Dan pada 26 Oktober 2012 kemarin, The Master telah memasuki season (angkatan) yang kelima. Yang tentunya lebih berani dan berbahaya bagi kaum Muslimin yang menontonnya.
Sejauh ini, sebenarnya The master telah mendapatkan reaksi yang kontroversial dari masyarakat, terutama kaum Muslimin Indonesia. Masyarakat sangat menentang The Master karena bersifat klenik, mistis dan sihir. Dan tentunya sangat bertolak belakang dengan akidah Islam.
Parahnya lagi, acara ini juga kemudian merambah dunia anak-anak. Stasiun televisi yang menayangkan The Master tersebut kemudian merilis acara ‘The Master Junior’. Acara ini merupakan ajang kompetisi sulap bagi anak-anak usia antar 6 hingga 12 tahun. Ditayangkan setiap hari Sabtu dan Minggu, dimana anak-anak biasa libur dan mempunyai waktu luang untuk menontonnya.

Pengobatan Alternatif dan Praktek Sihir di Televisi
Di layar televisi kita juga sering muncul iklan-iklan dan talk show pengobatan alternatif. Yang tak jarang juga menggunakan sihir dalam prakteknya.
Pengobatan alternatif menjadi pilihan lain yang sangat diminati oleh masyarakat kita. Biasanya mereka frustasi dan putus asa dengan mahalnya biaya pengobatan medis di rumah sakit. Atau karena penyakit mereka tidak kunjung sembuh, meskipun telah berkali-kali berobat.
Dengan metode pengobatan yang relatif sederhana dan biasanya juga murah, pengobatan alternatif telah sering ‘menjebak’ umat Islam. Karena begitu banyak yang ternyata dalam praktek pengobatannya menggunakan sihir.
Bahkan, pengobatannya dengan menggunakan ayat-ayat Al-Quran dan doa-doa berbahasa Arab yang dipelintir dan disalah gunakan. Bukan ayat dan do’anya yang bermasalah, tapi distorsi (penyelewengan) atas ayat dan do’anya itu merupakan perusakan terhadap syari’at. Dan ini lebih disukai setan daripada sekedar jampi-jampi biasa. Pasalnya, lebih bisa menipu masyarakat dan lebih merusak akidah Islam, yang itu merupakan tujuan utama setan dalam praktek sihir. Yang tentunya bersekutu dan bekerjasama dengan dukun.
Bahkan, para dukun itu kemudian menggunakan istilah-istilah yang seolah-olah Islami. Seperti Thabib, Ruqyah, Terapi Herbal, Pengobatan Natural dan sejenisnya. Tak jarang pula yang menamakan diri sebagai ‘Kiyai’ atau ‘Ustadz’, lengkap dengan atribut sorban, tasbih dan pecinya. Yang padahal, di dalamnya ada unsur-unsur syirik dan klenik.
Pada Mei 2006, MUI telah mengeluarkan fatwa terkait hal ini. Intinya, pengobatan alternatif dibolehkan, dengan syarat tidak mengandung syirik dan sihir.
Beragam cara, modus, atau metode dilakukan dalam pengobatan alternatif. Salah satu yang terkenal adalah dengan mentransfer penyakit kepada bintang menggunakan kekuatan do’a, jampi-jampi, dan sebagainya.

Jauhi Sihir, Bentengi Diri dan Matikan Televisi
Mulai sekarang, kita jauhi semua bentuk sihir juga tayangan-tayangannya. Baik di televisi, radio, koran, majalah, jejaring sosial atau bahkan yang ada di Handphone kita.
Mari, bentengi diri kita dengan tarbiyah Islamiyah diatas manhaj kemurnian (Shiratul Mustaqim). Perkuat akidah, dengan menghujamkan tauhid ke dalam jiwa dan sanubari. Lalu, ajak saudara dan keluarga untuk tidak menonton dan mendekati praktek-praktek sihir.
Terakhir, yang paling penting, matikan televisi kita dari segala bentuk tayangan yang tidak Islami. Terutama tayangan sihir yang terlalu merusak iman dan akidah. Wallahu a’lam.
Dan ada beberapa orang di antara manusia meminta perlindungan kepada jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka keberanian pada manusia.” (QS. Al-Jin: 6)

Tuesday, 5 March 2013

Si Utuy Belum Nikah...Ndeso!!

Benarlah apa yang diperbincangkan warga GMG beberapa waktu terakhir ini. Sekarang semua orang bisa menerka, mengapa Utuy tak kunjung kawin. Entah memperlambat atau memang Utuy sudah tidak doyan wanita, saking sufistiknya dia. Dia cuma ingin cintanya dipersembahkan hanya untuk Tuhannya, bukan untuk wanita. Sekalipun wanita itu cantik, bahenol, tajir, atau malah sekalian satu paket dengan “keshalihan”. Bukannya semua lelaki mendambakan itu?
Makin lama, paras memang tak bisa dibohongi. Utuy jadi makin mirip om-om kesepian. Pagi hari ia harus bangun sendiri. Melipat selimut, membenahi kasur sendiri. Masak sendiri. Cuci baju sendiri. Meracau sendiri. Ngedumel sendiri. Bikin kopi sendiri. Belum lagi kalau rhematiknya kambuh. Siapa yang akan mijitin dia. Seharusnya ada tangan lembut yang bisa menyembuhkan tanpa harus nelen obat. Yang dengan penuh kasih sayang menanyakan,”Mas Utuy, mau adinda belikan buah apa. Atau mau adinda bikinkan apa, supaya Mas Utuy bisa lekas sehat kembali”.
Apalagi musim pancaroba begini. Angin bukan hanya masuk lewat bilik, tapi juga ketiaknya Utuy. Tiap hari, Utuy diserang berupa-rupa penyakit. Kalau sudah begini, Utuy hanya bisa berdzikir, sambil hatinya bernyanyi ”Setiap keindahan, yang tampak oleh mata. Itulah perhiasan dunia. Namun yang paling indah…istri yang shalihah” sambil memegang cambangnya yang makin hari makin mirip Rhoma Irama itu. Kalau sudah kumat begini, warga GMG biasanya tertawa ngakak dari balik lobang pintu, memandangi Utuy dengan kesendiriannya.
Salahnya sendiri dia tidak mau nakal sedikit. Hidupnya terlalu lurus. Sedikit-sedikit haram. Sedikit-sedikit tidak ahsan. Padahal Utuy kurang tampan bagaimana. Sudah ada puluhan wanita sempat menaruh harapan padanya. Mulai wanita-wanita kantoran, sampai mbok-mbok tukang jamu yang biasa jadi langganan Utuy beli beras kencur.
Coba dia lebih liberal sedikit. Bukan hanya satu-dua perempuan dewasa bisa dia sikat, tapi juga anak ABG pun bisa saja dia kibuli. Kesempatan itu bukannya tidak ada. Tapi Utuynya saja yang memagari diri. Ia terlalu konservatif. Hardliner.
Utuy bukannya tidak punya rasa kasih sayang, perhatian, atau semacamnya, tapi ia memang memilih memilah-milah. Coba lihat saja, kalau ada bayi lewat di depan matanya. Ia pasti bilang “Subhanallah, lucu banget ya bayi itu”. Bayi itu langsung digendongnya. Dielus-elus. Dicium-ciumi. Dinina-bobokan. Pokoknya, dia kelihatan sudah pantas jadi bapak.
Tapi apa kata orang-orang?
Sssttt…eh, eh, eh. Tuh lihat tuh. Benar kan yang saya bilang. Utuy pedofili.” Ujar para tetangga di forum ngerumpi.
Menjadi bujang lapuk, memang menimbulkan dilema. Tapi pilihan Utuy untuk tetap menjaga dirinya dari pengaruh negatif pergaulan bebas, justru lebih menimbulkan pro-kontra. Utuy pernah teringat, kawannya bilang “Sayang Tuy, lu masih muda. Manfaatkan aja.”. Maksud kawannya Utuy, mumpung masih muda, kenapa kita malu-malu berbuat hal-hal yang “menyenangkan”. Nanti kalau sudah tua, baru kita tobat.
Kalau Utuy sedang meronda keliling Jakarta, berpapasan dengan muda-mudi yang asyik menyelami pasangan mereka masing-masing, berangkulan mesra, tukar menukar jigong, saling pegang daerah istimewanya, Utuy langsung beristighfar. “Ya Rabb, semoga saya selalu bisa berkhusnudzon bahwa muda-mudi itu adalah pasangan suami-istri yang sah”.
Pertama, karena tindakan itu hanya pantas dilakukan suami-istri. Kedua, biarpun begitu, tetap saja tidak boleh dilakukan secara vulgar di depan umum. Ketiga adalah kemungkinan terburuk. Kalau seandainya mereka bukan pasangan suami-istri, alangkah kasihannya nanti para suami dan istri mereka mendapati pasangannya ternyata “segel”-nya sudah pernah dibuka orang.
Utuy pun melihat, ada kecenderungan permisif di kalangan bangsa Indonesia. Ada artis porno dari luar negeri, tidak diapa-apain. Ada penyanyi vulgar, artis vulgar, dan lain-lain dianggap biasa saja karena bagian dari seni. Seni yang berarti kebebasan berekspresi. Kebebasan yang berarti bertindak semau gue. Yang berarti juga menindas hak-hak orang lain.
Lalu, Utuy juga tidak paham, apa variabel-variabel yang membatasi kebebasan itu sendiri. Apakah berarti kebebasan itu juga bermakna sebebas-bebasnya sehingga tidak ada lagi ruang bagi privasi itu sendiri. Tidak ada lagi nilai yang mengikat. Tidak ada lagi kriteria yang menghakimi suatu tindakan itu terpuji atau tidak. Kalau begitu caranya, apa tidak akan menimbulkan chaos sebab orang punya penafsiran sendiri-sendiri tentang kebebasan.
Orang jadi bebas buka-bukaan di depan umum. Katanya seni. Orang jadi bebas misuh-misuh/mengumpat/menganjing-anjingkan orang lain atas dasar kebebasan berekspresi, kebebasan mengungkapkan curahan hatinya yang paling dalam.
Dulu, ada muda-mudi jalan berdua di tempat sepi, sudah digrebek warga. Mereka diinterogasi di pos kamling bersama penonton satu kampung. Walau ternyata setelah ditelisik, kedua muda-mudi itu saudara kandung. Dulu wanita menunduk kalau berjalan. Takut sorot matanya melunglaikan seorang pria. Tapi sekarang, bukan hanya matanya yang kedap-kedip, tapi dadanya, bokongnya, betisnya, tambah dipajang supaya dilihat. Dulu kumpul kebo itu memalukan sekali. Sekarang biasa saja. Malahan sekarang banyak yang senang ”kumpul” dengan kebo beneran.
Dalam budaya liberal, semua jadi hak asasi. Jadi kalau seandainya Utuy nyicipi adiknya Kiblay yang cantik itu, asal sama-sama suka, itu dibilang hak asasi. Jadi, hak asasi sudah bukan berarti membela yang tertindas, tapi sudah menindas orang lain. Atas nama hak asasi, semua orang boleh saja menabrak social values.
Kalau sudah begini, kita bisa apa?
Bukan lantas era globalisasi menghendaki hidup bangsa ini menjadi westernized. Konon kabarnya, kalau gaya penampilan sudah berbau-bau Eropa, berarti sudah modern. Padahal kan di Eropa juga banyak ndeso-nya. Jangan kira di Amerika sono, hanya ada orang kaya saja. Di sana, gembel seperti Utuy bukan main banyaknya. Bahkan lebih gembel ketimbang gembel Indonesia.
Utuy pernah mendengar salah satu kawan sepergembelannya yang pernah dinas ke Eropa. Di Eropa sana, orang biasa tukar-menukar pasangan. Utuy sempat shock, ketika kawan gembelnya bercerita bahwa suami di sana sukarela “menggilir” istrinya untuk orang lain. Begitu juga istri mereka, bisa-bisa kita juga dapat ”giliran”. Utuy dalam hati nyeletuk ”Ini sama saja Piala Eropa yang diperebutkan bergilir”. Lah kok tega-teganya para suami itu. Apa mereka tidak sayang istri mereka?
”Apa ini yang namanya kebebasan?” Utuy berteriak dalam hati. Tubuhnya bergidik seperti habis melihat kuntilanak main ayunan di depan taman kompleks GMG. Ia menangis tersedu-sedu. Ia bertekad, tak akan beristri yang segelnya sudah rusak. Ia mau mencari tambatan hari yang bisa qurrota ’ayuni. Sejuk dipandang, damai di hati.
Dalam masyarakat sekuler, agama jadi urusan masing-masing. Itu terserah pandangan mereka. Dalam benak orang liberal, batasan tidak boleh mengekang atau mendzhalimi. Bahkan mereka jelas-jelas memplesetkan ayat Tuhan bahwa agama rahmat bagi semesta alam. Berarti rahmat bagi para lesbi, bagi para gay, bagi para suami yang hobi selingkuh, bagi para muda-mudi yang menjual harga dirinya, bagi para bandit, para pencoleng para koruptor…Itu juga terserah pandangan mereka.
”Masya Allah. Ya Rabb. Biarkan aku dikatakan ndeso, kampungan, konservatif, tidak modern, terbelakang, asalkan Engkau menjaga hatiku tetap lurus kepada-Mu ya Rabb. Dengan beribadah saja pun, aku tak yakin mampu menembus Syurga-Mu. Apalagi kalau ditambah bermaksiat. Pastilah aku lebih dekat pada neraka-Mu.”
”Ampuni aku Ya Rabb” wajah Utuy menunduk. Matanya berkaca-kaca.

Monday, 4 March 2013

Bahaya Hidup Terlalu Lama Bujangan

Sungguh, hampir saja kaki kita tergelincir kepada maksiat-maksiat besar kalau Allah tidak menyelamatkan kita. Dan kita bisa benar-benar memasukinya (na’udzubillahi min dzalik tsumma na’udzubillahi min dzalik) kalau kita tidak segera meniatkan untuk menjaga kesucian kemaluan kita dengan menikah. Awalnya menumbuhkan niat yang sungguh-sungguh untuk suatu saat menghalalkan pandangan mata dengan akad nikah yang sah. Mudah-mudahan Allah menolong kita dan tidak mematikan kita dalam keadaan masih membujang.
Rasulullah Muhammad Saw. pernah mengingatkan:
Orang meninggal di antara kalian yang berada dalam kehinaan adalah bujangan.”
Rasulullah Saw. juga mengingatkan bahwa, “Sebagian besar penghuni neraka adalah orang-orang bujangan.”
Seorang laki-laki yang membujang harus menanggung beban syahwat yang sangat berat. Apalagi pada masa seperti sekarang ini ketika hampir segala hal memanfaatkan gejolak syahwat untuk mencapai keinginan. Perusahaan-perusaan obat memanfaatkan gambar-gambar wanita untuk menarik pembeli. Perusahaan-perusaan rokok juga memanfaatkan gadis-gadis muda yang seronok untuk mempromosikan rokoknya di stasiun-stasiun dengan merelakan diri mengambilkan sebatang rokok sekaligus menyalakan apinya ke laki-laki yang sedang lengah ataupun sengaja “melengahkan” diri.
Tidak sekadar sampai di situ, acara-acara TV, radio bahkan artikel-artikel kesehatan dan olahraga di koran dimanfaatkan untuk mengekspos rangsang pornografis demi meningkatkan oplah. Kadang malah acara-acara keislaman yang diselenggarakan organisasi keislaman, tanpa sadar tergelincir untuk untuk ikut memanfaatkan hal-hal semacam ini lantaran ikut-ikutan dengan prosedur protokoler di TV.
Maka, tak semua dapat menahan pikiran dan angan-angannya. Dorongan-dorongan alamiah untuk mempunyai teman hidup yang khusus ini telah menyita konsentrasi. Daya serap terhadap ilmu tidak tajam. Apalagi untuk shalat, sulit merasakan kekhusyukan. Ketika mengucapkan iyyaKa na’budu wa iyyaKa nasta’in yang muncul bukan kesadaran mengenai kebesaran Allah yang patut disembah, melainkan bayangan-bayangan kalau suatu saat telah menikah. Malah, sebagian membayangkan pertemuan-pertemuan.
Shalat orang yang masih belum menikah memang sulit mencapai kekhusyukan, apalagi memberi bekas dalam akhlak sehari-hari. Barangkali itu sebabnya Rasulullah Muhammad Saw. menyatakan, “Shalat dua rakaat yang didirikan oleh orang yang menikah lebih baik daripada shalat malam dan berpuasa pada siang harinya yang dilakukan oleh seorang lelaki bujangan.”
Maka, bagaimana seorang yang masih membujang dapat mengejar derajat orang-orang yang sudah menikah, kalau shalat malam yang disertai puasa di siang hari saja tak bisa disejajarkan dengan derajat shalat dua rakaat mereka yang telah didampingi istri. Padahal mereka yang telah mencapai ketenangan batin, penyejuk mata dan ketenteraman jiwa dengan seorang istri yang sangat besar cintanya, bisa jadi melakukan shalat sunnah yang jauh lebih banyak dibandingkan yang belum menikah. Maka, apa yang bisa mengangkat seorang bujangan kepada kemuliaan di akhirat?
Alhasil, membujang rasanya lebih dekat dengan kehinaan, sekalipun jenggot yang lebat telah membungkus kefasihan mengucapkan dalil-dalil suci Al-Qur’an dan Al-Hadis. Benarlah apa yang disabdakan oleh Rasulullah, “Orang meninggal di antara kalian yang berada dalam kehinaan adalah bujangan.” Bujangan. Tanpa seorang pendamping yang dapat membantunya bertakwa kepada Allah, hati dapat terombang-ambing oleh gharizah (instink) untuk memenuhi panggilan biologis, oleh kerinduan untuk mempunyai sahabat khusus yang hanya kepadanya kita bisa menceritakan sisi-sisi hati yang paling sakral, serta oleh panjangnya angan-angan yang sulit sekali memangkasnya. Dalam keadaan demikian, agaknya sedikit sekali yang sempat merasakan khusyuknya shalat dan tenangnya hati karena zikir. Dalam keadaan demikian, kita bisa disibukkan oleh maksiat yang terus-menerus. Sesekali dapat melepaskan diri dari maksiat memandang wanita ajnabi (bukan muhrim), tetapi masuk kepada maksiat lainnya. Pikiran disibukkan oleh hal-hal yang kurang maslahat, sedang mulut mengucapkan kalimat-kalimat yang memiriskan hati.
Di saat seperti ini, kita dapat merenungkan sekali lagi peringatan Rasulullah Muhammad yang terjaga. Dalam sebuah hadis yang berasal dari Abu Dzar r.a., Rasulullah Saw. menegaskan:
Orang yang paling buruk di antara kalian ialah yang melajang (membujang), dan seburuk-buruk mayat (di antara) kalian ialah yang melajang (membujang).” (HR Imam Ahmad dalam Musnadnya, diriwayatkan juga oleh Abu Ya’la dari Athiyyah bin Yasar. Hadis ini dha’if, begitu ‘Abdul Hakim ‘Abdats menjelaskan).
Semoga Allah ‘Azza wa Jalla melindungi kita dari kematian dalam keadaan membujang, sementara niat yang sungguh-sungguh untuk segera melangsungkan pernikahan, belum tumbuh. Semoga Allah Swt. menolong mereka yang telah mempunyai niat. Kalau belum lurus niatnya, mudah-mudahan Allah mensucikan niat dan prasangkanya. Kalau telah kuat tekadnya (‘azzam), semoga Allah menyegerakan terlaksananya pernikahan yang barakah dan dipenuhi ridha-Nya. Kalau mereka masih terhalang, mudah-mudahan Allah melapangkan dan kelak memberikan keturunan yang memberi bobot kepada bumi dengan kalimat laa ilaha illaLlah.
Ingatlah terhadap hal-hal yang sangat dikecam dan diberikan peringatan mengenai bahayanya, biasanya Islam memberikan penghormatan yang tinggi untuk hal-hal yang merupakan kebalikannya. Kalau membujang sangat tidak disukai, kita mendapati bahwa menikah mendekatkan manusia kepada surga-Nya. Ketika dikabarkan kepada kita bahwa kebanyakan penghuni neraka adalah bujangan, kita banyak mendapati di dalam hadis tentang kemuliaan akhirat dan bahkan keindahan hidup di dunia yang insya-Allah akan didapatkan melalui pernikahan. Seorang yang menikah, berarti menyelamatkan setengah dari agamanya. Bahkan, bagi seorang remaja, menikah berarti menyelamatkan dua pertiga dari agamanya.
Kita menjumpai hadis yang memberikan pertanyaan retoris sebagai sindiran, “Apa yang menghalangi seorang mukmin untuk mempersunting istri? Mudah- mudahan Allah mengaruniainya keturunan yang memberi bobot kepada bumi dengan kalimat laa ilaha illaLlah.” Maka kita juga menjumpai hadis-hadis yang menjaminkan kepada kita yang ingin menikah demi menjaga kehormatan dan kesucian farjinya.
Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah Saw. bersabda, “Tiga orang yang akan selalu diberi pertolongan oleh Allah adalah seorang mujahid yang selalu memperjuangkan agama Allah Swt., seorang penulis yang selalu memberi penawar, dan seorang yang menikah untuk menjaga kehormatannya.” (HR. Thabrani)
Dalam hadis lain dalam derajat shahih, Rasulullah Saw. bersabda:
“Tiga golongan orang yang pasti mendapat pertolongan Allah, yaitu budak mukatab yang bermaksud untuk melunasi perjanjiannya, orang yang menikah dengan maksud memelihara kehormatannya, dan orang yang berjihad di jalan Allah.” (HR Turmudzi, An-Nasa’i, Al-Hakim dan Daruquthni).
Masih ada hadis senada. Namun demikian, ada baiknya kalau kita alihkan perhatian sejenak kepada peringatan yang disampaikan oleh Rasulullah, “Bukan termasuk golonganku orang yang merasa khawatir akan terkungkung hidupnya karena menikah kemudian ia tidak menikah.” (HR Thabrani).
Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang memiliki keyakinan. Tanpa keyakinan, ilmu akan kosong maknanya.
[Sumber: Kupinang dengan Hamdallah/Muhammad Fauzhiel Adhiem/islampos]
Oleh : Saad Saefullah
Red : Khansa Salsabillah

Monday, 14 January 2013

Menjadi Anak Gaul Itu, Harus..!!

Tidak ada yang salah dengan kata GAUL. Akan menjadi masalah ketika diasosiasikan dengan kenegatifan.
Selama ini kita memberikan konotasi jelek terhadap kata GAUL. Anak Gaul sering diasumsikan pakaiannya selalu mode on mengikuti model-model yang sedang ngetren. Atau bahkan anak gaul sering di identikan dengan pakaian yang compang-camping, punk, model rambut yang bagian depan lurus keatas, samping kiri dan kanan plontos, atau jambul mania.
Seorang remaja yang GAULnya salah, seringkali mendapatkan cibiran dan cacian. makin betahlah ia bersama kelompok GAULnya. Grup-grup musik atau band adalah salah satunya yang menonjolkan tampilan-tampilan yang merka sebut sebagai anak funk atau gaul.

Gaul adalah berteman atau bersahabat. Kata gaul memiliki arti yang bisa di luaskan. Anak GAUL adalah yang menghargai dirinya sendiri. Anak gaul adalah mereka yang yakin dirinya adalah sebaik-baiknya ciptaan Alloh swt . Sehingga ketika mereka menghargai dirinya sendiri, maka mereka akan berpenampilan yang menghargai dirinya sendri, yang laki-laki rapih, wangi dan bersih. Sementara yang perempuan rapih, bersih dan menutup aurat. Betapa tidak, tubuh yang Alloh swt berikan kepada kita adalah limited edition, satu-satunya. Ketika rusak, tidak ada suku cadangnya, ketika cacat tidak bisa kembali seperti aslinya. Sehingga diri-diri kamu itu MAHAL, Sob.

So, hargailah diri sendiri. Berilah kepatutan kepada diri-diri kamu. Berdandan dan berpenampilanlah yang patut. Nah, ketika kamu menyadari bahwa kamu adalah sebaik-baiknya ciptaan Alloh swt, maka kamupun akan berperilaku yang sebaik-baiknya. Tidak nge-drug, tidak tawuran dan tidak melakukan perbuata-perbuatan yang dilarang baik oleh agama maupun oleh norma-norma yang berlaku. Kemudian kamupun akan selalu mengisi waktu-waktumu dengan sesuatu yang bermanfaat. Diisi dengan kegiatan-kegiatan yang membantu kamu meraih tujuan-tujuan hidup.

Anak gaul adalah yang berteman dan bersahabat dengan kebenaran. Menyuarakan kebenaran dengan lugas dan tegas, bahwa kebenaran adalah benar dan membela yang benar serta tidak membuat-buat pembenaran. Kebenaran datangnya dari Alloh swt, yaitu wahyu Alloh swt berupa Al-Qur'an dan Sunnah. Sehingga selalu berkeyakinan yang benar, yakni bahwa dirinya hamba Alloh swt yang harus selalu melaksanakan perintah-Nya serta menjauhi yang dilarang-Nya. Selalu berkata-kata yang benar, jujur, berkata yang baik atau diam. Selalu berperilaku yang benar, perilakunya menginspirasi banyak orang dan lingkungannya. Merekalah pahlawan kebenaran yang akan selalu dibenarkan.

Anak Gaul adalah yang dekat dan berteman dengan ILMU. Dirinya selalu semangat meningkatkan kualitas kemampuan atau skill dirinya. Haus ilmu, bukan haus bertarung. Haus belajar buakan haus bolos. Haus membaca bukan haus melihat Barca. Haus menuntut ilmu dan haus untuk mengamalkannya.
Anak gaul adalah mereka yang memiliki tujuan hidup yang mulia. Muda mulia, dewasa kaya-raya, tua bahagia dan mati masuk surga bertemu dengan Alloh swt.
Gantungkan cita-citamu setinggi langit dengan kesuksesan yang mengakar membumi. Sayangnya banyak remaja generasi kita kini kosong pada visi hidupnya dari tujuan yang mulia dan menantang. Padahal, untuk menetapkan tujuan hidup atau impian itu GRATIS. Lha ini untuk bermimpi saja PELIT. Bermimpilah, namun bukan menjadi penghayal. Milikilah tujuan hidup yang menantang dan mulia.

Anak Gaul adalah mereka yang selalu mengukir prestasi atau hasil dari setiap aktivitasnya. Mereka memiliki prinsip dalam kamus sanubarinya, bahwa hari ini lebih baik dari kemarin, sehingga menjadi orang yang beruntung. Semakin bertambah hari, maka semakin bertambah prestasi kebaikannya. Yang biasanya membaca Al-Qur'an satu juz dalam dua hari, maka menjadi satu juz dalam sehari. Yang biasanya berinfaq sekali seminggu, menjadi satu kali absen infaq sdalam seminggu dan peningkatan amal-amal yang lain. Anak Gaul adalah mereka yang menjadikan Rosululloh Muhammad saw sebagai panutan, suri tauladan dan sumber insprirasi dalam kehidupannya. Selalu mengkaji dan membaca sejarah perikehidupannya, dan mencontohnya. Mereka yang membela Nabinya saw dengan mengikuti Sunnah-sunnahnya. Mereka yang sangat rindu bertemu dengan Nabinya yang menunggu di telaga kautsar.

Anak Gaul adalah mereka yang selalu berbakti dan bergaul dengan baik terhadap orang tuanya. Mereka yakin bahwa keridhoan Alloh swt berada dalam keridhoan orang tuanya, murka Alloh swt bereda dalam murka orang tuanya. Selalu berkata yang sopan dan santun kepada orang tuanya. Membantu orang tua dan selalu berdoa untuk keduanya, baik ketika masih hidup ataupun ketika sudah tiada.
Sahabat muda, menjadilah ANAK GAUL..!! Gaul yang BENAR. Yang bergaul dengan kebenaran dan pembela kebenaran. Allohu almusta'an.

Sumber : Majalah Gerimis Vol. 21.2013. Hal 58 (Berbakti Kepada Orang Tua Sampai...)

Monday, 8 October 2012

Sirotulmustaqim ( Jalan Yang Lurus )

Sirotulmustaqim adalah sebuah ungkapan atau istilah yang disebut dalam banyak ayat al-Qur’an al-Karim. Secara bahasa, sirot berarti jalan yang mudah dilalui, sedangkan arti dari mustaqim adalah yang lurus, serta tidak bengkok dan cacat.

Alloh Subhanahu Wataala menyebutkan sirotulmustaqim dalam banyak ayat al-Qur’an yang merupakan firman-Nya, dan Alloh Subhanahu Wataala pun menegaskan bahwa Dia Yang Maha Agung lagi Perkasa berada di atas sirotulmustaqim.

إِنَّ رَبِّي عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

“...Sesungguhnya Robbku di atas sirotulmustaqim (jalan yang lurus).” [QS. Hud (11): 56]

Alloh Subhanahu Wataala memberikan hidayah berupa sirotulmustaqim kepada Nabi-Nya, Muhammad Salallahua Alaihi Wasalam

قُلْ إِنَّنِي هَدَانِي رَبِّي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ دِينًا قِيَمًا مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ

“Katakanlah: ’Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Robbku sirotulmustaqim (jalan yang lurus), (yaitu) agama yang benar, agama Ibrohim yang lurus, dan Ibrohim itu bukanlah termasuk orang-orang musyrik.”[QS. al-An’am (6): 161]

Kemudian Alloh Subhanahu Wataala memerintahkan hamba-hamba-Nya yang beriman agar meminta petunjuk dan pertolongan untuk dapat meniti sirotulmustaqim, sebagaimana disebutkan dalam suratal-Fatihah:

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ

صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّينَ

“Tunjukilah kami sirotulmustaqim (jalan yang lurus), (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” [QS. al-Fatihah (1): 6-7]

Alloh Subhanahu Wataala juga memerintahkan kita untuk mengikuti sirotulmustaqim, sebagaimana firman-Nya:

وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah sirotulmustaqim (jalan-Ku yang lurus), maka ikutilah dia, dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan (yang lain) karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kalian dari jalan-Nya. Demikianlah wasiat Alloh SUbhanahu Wataala kepada kalian agar kalian bertakwa.” [QS. al-An’am (6): 153]

Para ulama telah banyak membahas dan menjelaskan tentang makna sirotulmustaqim. Ibnu KatsirRahimahulolah menukil atsar (perkataan) para sahabat dan tabi’in ketika menjelas-kan sirotulmustaqim.

Di antara mereka ada yang menya-takan bahwa sirotulmustaqim adalah Islam, ada yang menyatakansirotulmustaqim adalah al-haqq (kebenar-an), lainnya lagi berkata bahwa sirotulmustaqim adalah Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wasalam dan kedua sahabatnya, Abu Bakar dan ‘Umar Radiallhuanhu.

Kemudian Ibnu Katsir Rahimahulolah berkata:

“Semua pendapat tersebut di atas adalah benar, bahkan saling melengkapi. Karena setiap yang mengikuti Nabi Muhammad dan kedua sahabatnya berarti telah mengi-kuti kebenaran, dan barangsiapa yangmengikuti kebe-naran maka ia telah mengikuti Islam, dan barangsiapa yang mengikuti Islam berarti ia telah mengikuti al-Qur’an, yaitu kitabulloh yang teguh dan jalan-Nya yang lurus.”

Beberapa pendapat yang dinukil dari para ulama salaf di atas menunjukkan dan membuktikan keluasanilmu mereka. Mereka mengetahui bahwa sirotulmustaqim berikut berbagai realisasi dan konsekuensinya adalah dengan mengikuti Islam secara kaffah (totalitas), baik secara global maupun terperinci. Islam kaffahadalah kebenaran dan kebenaran datangnya dari al-Qur’an.

Dan sebaik-baik orang yang mengamalkan dan merealisasikan apa yang terdapat dalam al-Qur’an adalah Nabi Muhammad ndan kedua sahabatnya. Oleh karena itu, Rosululloh Salallahua Alaihi Wasalam bersabda:

(( وَاقْتَدُوْا بِالَّذَيْنِ مِنْ بَعْدِي أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ ))

“Ikutilah dua orang sepeninggalku; Abu Bakar dan ‘Umar.” (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Tidak ada jalan lain untuk sampai kepada Alloh Subhanahu Wataala kecuali dengan jalan tersebut, bahkan semua jalan tertutup bagi seluruh hamba kecuali jalan-Nya yang telah Ia jelaskan melalui lisan para rosul-Nya, dan yang Ia telah jadikan sebagai sarana yang dapat menghubungkan kepada-Nya. Dan memanghanya Alloh Subhanahu Wataala sajalah yang dapat mem-berikan petunjuk kepada sirotulmustaqimtersebut.

وَاللَّهُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

“...Dan Alloh selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada sirotulmustaqim (jalan yang lurus).” [QS. al-Baqoroh (2): 213]

Sirotulmustaqim berarti mengesakan Alloh Subhanahu Wataala dalam beribadah dan mengikuti Rosululloh, Muhammad Subhanahu Wataala dalam beribadah kepada-Nya. Tidak menyekutukan Alloh Subhanahu Wataaladengan sesuatupun dalam beribadah kepada-Nya, juga tidak menyekutukanRosululloh Salallahua Alaihi Wasalam dengan siapapun dalam ”pengikutan”. Memurnikan tauhidulloh dan memurnikan ittiba’ (mengikuti) Rosululloh Salallahua Alaihi Wasalam adalah menempuh sirotulmustaqim.

Jadi sirotulmustaqim adalah beribadah hanya kepada Alloh Subhanahu Wataalasemata, dengan tidak menyekutukan-Nya, serta ittiba’ secara total kepada Muhammad Salallahua Alaihi Wasalam , yang merupakan realisasi dari syahadatain (dua kalimat syahadat); bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Alloh Subhanahu Wataala dan bersaksi bahwa Muhammad Salallahua Alaihi Wasalamadalah rosul (utusan)-Nya. Keduanya, tauhid dan ittiba’ adalah dasar dan landasan Islam yang paling utama.

Di ayat 161 surat al-An’am yang tadi kita paparkan, Alloh Subhanahu Wataala menjelaskan bahwasirotulmustaqim adalah “agama yang benar, agama Ibrohim Alaaihi Salam yang lurus.” Agama itu adalah Islam. Jadi sirotulmustaqim adalah Islam.

Sebagai pendukung apa yang telah dikemukakan di atas, Ibnul Qoyyim Rahimahulolah berkata:

“Ungkapan yang bersifat menyeluruh tentang sirotul-mustaqim, bahwa ia (sirotulmustaqim) adalah jalan yang dipancangkan Alloh untuk para hamba-Nya yang dapat menghubungkan kepada-Nya melalui lisan para rosul-Nya.

Tidak ada jalan lain untuk sampai kepada-Nya, kecuali melalui jalan tersebut, yaitu mengesakan-Nya dalam beribadah dan mengesakan para rosul-Nya dalam ketaatan. Dan hal ini merupakan kandungan utama dari syahadat La Ilaha Illalloh dan syahadat Anna Muham-madan ‘Abduhu wa Rosuluhu.

Kesimpulannya, yaitu engkau mencintainya dengan sepenuh hati dan meridoi-nya dengan segenap upaya, sehingga dalam hatimu tidak ada hal lain selain dipenuhi kecintaan kepadanya, dan tidak ada sedikitpun kehendak atau upayamu kecuali untuk menggapai keridoannya.

Hal ini tiada lain adalah al-haqq (kebenaran), yaitu dengan mengenal dan meng-amalkannya (kebenaran) serta dengan mengetahui agama yang dibawa oleh para rosul utusan Alloh Subhanahu Wataala dan menja-lankannya dengan konsekuen.”

Titik Mula Sebuah Perjalanan

Di suatu waktu yang sangat syahdu... di tempat yang sangat tinggi dan mulia...di atas lapisan langit-langit yang biru... di waktu itu dan di tempat itulah manusia pertama dicipta-kan. Diciptakan dari gumpalan tanah yang dibentuk dan disusun langsung oleh Pencipta alam semesta...Alloh Subhanahu Wataala . Sebelum gumpalan tanah itu menjadi makhluk hidup yang sangat dimuliakan dan diberi nama Manusia... telah terjadi dialog sakral di alam yang sakral pula.

Alloh Subhanahu Wataala berfirman:

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لا تَعْلَمُونَ

"Ingatlah ketika Robbmu berfirman kepada para malaikat: Sesungguhnya Aku akan menjadikan seorang kholifah di muka bumi. Merekapun (para malaikat) berkata: Mengapa Engkau menjadikan (kholifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya danmenumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? (Alloh) berfir-man: Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui." [QS. Al Baqoroh (2): 30]

Setelah itu diciptakanlah tubuh makhluk itu oleh kedua tangan Alloh Subhanahu Wataala sendiri dan ditiupkan padanya ruh dan seketika hiduplah tubuh itu menjadi seorang makhluk baru. Kemudian setelah Alloh Subhanahu Wataala mengajarkan ilmu kepada makhluk itu dan dibuktikan ketinggian ilmunya kepadapara malaikat, maka diperintahkanlah para malaikat untuk bersujudkepada makhluk baru ini sebagai tandapenghormatan dan kemuliaan baginya dan ketundukan kepada penciptanya, maka sujudlah para makhluk yang suci itu.

Alloh Subhanahu Wataala berfirman:

إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ طِينٍ

فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ


"(Ingatlah) ketika Robbmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah". Maka apabila telah Ku-sempurnakan kejadiannya dan Ku-tiupkan kepada-nya roh (ciptaan)Ku; maka hendaklah kalian ber-sujud kepadanya." [QS. Shod (38): 71-72].

وَعَلَّمَ آدَمَ الأسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلائِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَؤُلاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ

قَالُوا سُبْحَانَكَ لا عِلْمَ لَنَا إِلا مَا عَلَّمْتَنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ

قَالَ يَا آدَمُ أَنْبِئْهُمْ بِأَسْمَائِهِمْ فَلَمَّا أَنْبَأَهُمْ بِأَسْمَائِهِمْ قَالَ أَلَمْ أَقُلْ لَكُمْ إِنِّي أَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَأَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا كُنْتُمْ تَكْتُمُونَ

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلائِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلا إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ

"Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemuka-kannya kepada para malaikat seraya berfirman: Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kalian memang benar orang-orang yang benar!.

Mereka menjawab: Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada Kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. Alloh berfirman: Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini.

Maka setelah diberi-tahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Alloh berfirman: Bukankah sudah Ku katakan kepada kalian, bahwa Sesungguhnya Aku menge-tahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kalian tampakkan dan apa yang kaliansembunyikan?".

Dan (Ingatlah) ketika kami ber-firman kepada para malaikat: "Sujudlah kalian kepada Adam," Maka sujud-lah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur maka jadilah ia dari g olongan orang-orang yang kafir. [QS. al Baqoroh (2) : 31-34].

Akan tetapi di sana ada satu makhluk yang menolak untuk bersujud, menolak perintah dari Sang Pencipta. Apakah gerangan sebabnya….? Apakah karena dia bukan dari bangsa malaikat, lantas merasa tidak tercakup dalam perintah itu..? Bukan..! Sama sekali bukan itu sebabnya! Tetapi sebabnya adalah kesombongan! Kesombongan atas makhluk baru ini karena merasa lebih tinggi dari padanya.



Sombong pula ketika menganggap bahwa perintah Alloh Subhanahu Wataala tidak harus dilaksanakan tanpa disaring oleh akalnya terlebih dahulu. Dialah Iblis terkutuk! Makhluk yang setelah itu dilaknat sampai hari kiamat, dijauhi dari rahmat Alloh Subhanahu Wataala

Alloh Subhanahu Wataala berfirman:

إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ طِينٍ

فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ

فَسَجَدَ الْمَلائِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُونَ

إِلا إِبْلِيسَ اسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ

قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا مَنَعَكَ أَنْ تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ أَسْتَكْبَرْتَ أَمْ كُنْتَ مِنَ الْعَالِينَ

قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ

قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ

وَإِنَّ عَلَيْكَ لَعْنَتِي إِلَى يَوْمِ الدِّينِ

"(Ingatlah) ketika Robbmu berfirman kepada malaikat: Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Ku-sem-purnakan penciptaannya dan Kutiupkan kepada-nya roh (ciptaan)Ku; maka hendaklah kalian ber-sujud kepadanya. Lalu seluruh malaikat itu bersujud semuanya, kecuali Iblis; dia menyombongkan diri dan jadilah dia termasuk orang-orang yang kafir.

Alloh berfirman: Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengankedua tangan-Ku? Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orangyang (lebih) tinggi?".

Iblis berkata: Aku lebih baik daripadanya, Karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah. Alloh berfirman: Keluarlah kau dari surga! Sesung-guhnya kau adalah orang yang terkutuk, sesung-guhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan. [QS. Shod (38) : 71-78]

Adapun Adam Alaihi Salam sang manusia pertama telah dirahmati Alloh Subhanahu Wataala dan dikaruniai seorang istri yang diciptakan dari tulang rusuknya sendiri.

Mereka berdua dimuliakan Alloh Subhanahu Wataala dengan dimasukkan ke dalam surga yang indah, penuh kemudahan, tidak ada padanya kesusahan dan kesedihan, segalanya sangat menyenangkan sekali. Ketika itu Alloh Subhanahu Wataalapun berpesan kepada keduanya dengan pesan-pesan yang sangat mulia.

Alloh Subhanahu Wataala berfirman:

وَقُلْنَا يَا آدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا وَلا تَقْرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ

"Dan kami berfirman: "Hai Adam, tinggallah kamu dan istrimu di surga ini dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik kapan saja kalian kehendaki, dan janganlah kalian dekati pohon ini, kalau kalian dekati maka kalian akan menjadi orang-orang yang dzolim. [QS. al Baqoroh (2): 35]

فَقُلْنَا يَا آدَمُ إِنَّ هَذَا عَدُوٌّ لَكَ وَلِزَوْجِكَ فَلا يُخْرِجَنَّكُمَا مِنَ الْجَنَّةِ فَتَشْقَى

"Maka kami berkata: Hai Adam, sesungguhnya ini (Iblis) adalah musuh bagimu dan bagi istri-mu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kalian berdua dari surga, yang menyebabkan kamumenjadi sengsara". [QS. Thoha (20): 117]

Tetapi ternyata Adam Alaihi Salam dan istrinya tidak sanggup melaksanakan pesan-pesan itu, ketika setan yang sudah terlaknat itu berhasil menipu mereka dengan bujukan-bujukan laksana seorang penasehat yang setia.

وَلَقَدْ عَهِدْنَا إِلَى آدَمَ مِنْ قَبْلُ فَنَسِيَ وَلَمْ نَجِدْ لَهُ عَزْمًا

"Dan sesungguhnya telah Kami perintahkan kepada Adam dahulu, maka ia lupa (akan perintah itu), dan tidak Kami dapati padanya keteguhan yang cukup". (QS. Thoha (20): 115)

فَوَسْوَسَ إِلَيْهِ الشَّيْطَانُ قَالَ يَا آدَمُ هَلْ أَدُلُّكَ عَلَى شَجَرَةِ الْخُلْدِ وَمُلْكٍ لا يَبْلَى

"Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi (keabadian) dan kerajaan yang tidak akan binasa? [QS. Thoha (20): 120]

فَأَكَلا مِنْهَا فَبَدَتْ لَهُمَا سَوْآتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِنْ وَرَقِ الْجَنَّةِ وَعَصَى آدَمُ رَبَّهُ فَغَوَىثُمَّ اجْتَبَاهُ رَبُّهُ فَتَابَ عَلَيْهِ وَهَدَى

"Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-aurat mere-ka dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Robbnya dan sesatlah ia. Kemu-dian Robbnya memilihnya dan menerima taubat-nya serta memberinya petunjuk". [QS. Thoha (20): 121-122]

َوَسْوَسَ لَهُمَا الشَّيْطَانُ لِيُبْدِيَ لَهُمَا مَا وُورِيَ عَنْهُمَا مِنْ سَوْآتِهِمَا وَقَالَ مَا نَهَاكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ إِلا أَنْ تَكُونَا مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُونَا مِنَ الْخَالِدِينَ

وَقَاسَمَهُمَا إِنِّي لَكُمَا لَمِنَ النَّاصِحِينَ

فَدَلاهُمَا بِغُرُورٍ فَلَمَّا ذَاقَا الشَّجَرَةَ بَدَتْ لَهُمَا سَوْآتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِنْ وَرَقِ الْجَنَّةِ وَنَادَاهُمَا رَبُّهُمَا أَلَمْ أَنْهَكُمَا عَنْ تِلْكُمَا الشَّجَرَةِ وَأَقُلْ لَكُمَا إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمَا عَدُوٌّ مُبِينٌ

"Maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari aurat mereka dan setan berkata: Robb kalian tidak melarang kalian untuk mendekati pohon ini, melainkan supaya kalian berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga). Dan dia (setan) bersumpah kepada keduanya. Sesungguh-nya saya adalah seorang penasehat bagi kalian berdua.

Maka setan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah mencicipi buah pohon itu, nampaklah bagi keduanya aurat-aurat mereka, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Robb mereka menyeru mereka:Bukankah Aku telah melarang kalian berdua dari pohon itu dan Aku katakan kepada kalian: Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kalian berdua?"

Sebenarnya sebelum kejadian itu Setan pun telah meng-ucapkan ancaman-ancamannya terhadap Adam dan anak-cucu keturunannya....

Alloh Subhanahu Wataala berfirman:

قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لأقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ
"Iblis menjawab: Karena Engkau telah meng-hukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus (Sirotulmustaqim)." [QS. al A’rof (7): 16]


قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لأغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ إِلا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ

"Iblis menjawab: (aku bersumpah) demi kejayaan Mu (demi Alloh), Aku akan menyesatkan merekasemuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlas di antara mereka. [QS. Shod (38): 82-

قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لأزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الأرْضِ وَلأغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ

"Iblis berkata: Wahai Robbku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, akan kujadi-kan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya." [QS. al Hijr (15): 39]

قَالَ أَرَأَيْتَكَ هَذَا الَّذِي كَرَّمْتَ عَلَيَّ لَئِنْ أَخَّرْتَنِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ لأحْتَنِكَنَّ ذُرِّيَّتَهُ إِلا قَلِيلا


"Dia (Iblis) berkata: Lihatlah orang yang Engkau muliakan atas diriku ini, Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya akan kusesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil. [QS. al Isro’ (17): 62]

Kedua jenis makhluk yang saling bermusuhan itu pun sama-sama terusir..! Diturunkan ke bumi, tempat mereka menjalani kehidupan sampai datang kepada mereka kematian. Tetapi keadaan di antara keduanya sangat berbeda.

Adam Subhanahu Wataala dan istrinya diturunkan setelah meraih ampunan dari Alloh Subhanahu Wataala dengan sebab taubat mereka

yang mana taubat itupun Alloh Subhanahu Wataala telah yang mengajarkannya. Maka turunlah Adam Alaihi Salam ke bumi sebagai orang yang sudah disucikan dari dosa tersebut dan turun sebagai seorang nabi.

Sedangkan Iblis yang sombong dan congkak, bukannya bertaubat ketika ditegur tetapi malah menyombongkan dirinya, menantang dan memprotes hukum serta perintah Alloh Subhanahu Wataala , maka iapun mendapatkan laknat (lawannya rahmat) sampai hari kiamat.

Alloh Subhanahu Wataala berfirman:

َتَلَقَّى آدَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

"Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Robbnya, Maka Alloh menerima taubatnya. Sesungguhnya Alloh Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. [QS. Al Baqoroh (2): 37]

ثُمَّ اجْتَبَاهُ رَبُّهُ فَتَابَ عَلَيْهِ وَهَدَى

"Kemudian Robbnya memilihnya dan menerima taubatnya serta memberinya petunjuk". (QS. Thoha (20): 122)

قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ

قَالَ فَاهْبِطْ مِنْهَا فَمَا يَكُونُ لَكَ أَنْ تَتَكَبَّرَ فِيهَا فَاخْرُجْ إِنَّكَ مِنَ الصَّاغِرِينَ

قَالَ أَنْظِرْنِي إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ

قَالَ إِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِينَ

قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لأقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ

ثُمَّ لآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ

قَالَ اخْرُجْ مِنْهَا مَذْءُومًا مَدْحُورًا لَمَنْ تَبِعَكَ مِنْهُمْ لأمْلأنَّ جَهَنَّمَ مِنْكُمْ أَجْمَعِينَ

"Alloh berfirman: Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu? Iblis menjawab: Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah. Alloh berfirman: Turunlah Kau dari surga itu..!! tidak sepatutnya kau menyombongkan diri di dalamnya. Keluarlah, sesungguhnya kau termasuk orang-orang yang hina.

Iblis menjawab: Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan. Alloh berfirman: Baiklah! kamu termasuk mereka yang diberi tang-guh. Iblis menjawab: Karena Engkau telah meng-hukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka.

Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). Alloh berfirman: "Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahannam dengan kalian semuanya." [QS. al A’rof (7): 12-18]



A. Pesan di Gerbang Surga.

Di pelepasan kedua makhluk Alloh Subhanahu Wataala itu, Alloh Subhanahu Wataala pun memberi pesan terakhir sebelum mereka menjalani kehidupan yang sangat berbeda dengan kehidupan yang sebelumnya. Kehidupan yang penuh dengan liku-liku kesedihan dan kesulitan. Kehidupan yang penuh cobaan dan pertarungan diantara keduanya. Alloh Subhanahu Wataala berfirman:

قَالَ اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيعًا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلا يَضِلُّ وَلا يَشْقَى وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى

”Alloh Subhanahu Wataala berfirman: Turunlah kalian semua dari surga..!!, sebagian kalian menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepada kalian petunjuk dari-Ku, maka barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit dan akan Kami kumpulkan mereka pada hari kiamat dalam keadaan buta". [QS. Thoha (20): 123-124]

قُلْنَا اهْبِطُوا مِنْهَا جَمِيعًا فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنْ تَبِعَ هُدَايَ فَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

"Kami berfirman: Turunlah kalian semuanya dari surga itu.! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepada kalian, maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya." [QS. al Baqoroh (2): 38-39]

Turunlah Adam Alaihi Salam dan istrinya untuk menjalankan tugas yang memang sudah ditentukan sebelumnya, yaitu:


"Beribadah hanya kepada Alloh Subhanahu Wataala dengan menyandang jabatan sebagai Kholifah di muka bumi".

Jadilah kehidupan surga yang pernah dikenyamnya sebagai perindu didalam fitrahnya…

dan fitrah keturun-annya untuk merindukan kampung halaman asli mereka, surga yang abadi. Jadilah pula penipuan Iblis atasnya sebagai pelajaran baginya dan keturunannya.


Alloh Subhanahu Wataala berfirman:

يَا بَنِي آدَمَ لا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْآتِهِمَا إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لا تَرَوْنَهُمْ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ لِلَّذِينَ لا يُؤْمِنُونَ


"Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kalian sampai ditipu oleh setan sebagaimana Ia telah mengeluarkan kedua ibu bapak kalian dari surga. Ia menanggalkan dari keduanya pakaian mereka untuk memperlihatkan kepada keduanya aurat-aurat mereka. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kalian sedangkan kalian tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman ." [QS. al A’rof (7): 27)]

B. Sebuah Ancaman Abadi

Dengan rasa berang karena dengki dan dendam kepada Adam Alaihi Salam serta ledakan kekufuran yang sangat dahsyat yang selama ini terpendam didalam lapisan bawah hatinya, Iblis pun berteriak: "Akan ku-duduki jalan-Mu yang lurus! Akan ku-cegah mereka untuk menitinya!!".

Alloh Subhanahu Wataala berfirman:

قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لأقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ

"Iblis menjawab: Karena Engkau telah menghukum-ku tersesat!, Akan ku-halangi mereka dari jalan yanglurus (Sirotulmustaqim)!" [QS. al A’rof (7): 16]


Diasudah bertekad untuk menghabiskan umurnya menjadi "Penjegal" Sirotulmustaqim dengan sekuat tenaganya mencegah dan mengecohkan anak-anak Adam Alaihi Salam dari memasuki Sirotulmustaqim.


Segala tipu muslihat dilakukannya. Dari membuat jalan-jalan alternatif yang terang-terangan memakai nama lain selain Islam, sampai pada ajaran-ajaran yang mengatasnamakan Islam dan ajaran-ajaran bid'ah.

Dari agama-agama kesyirikan yang menyembah patung-patung, binatang ataupun matahari sampaikesyirikan-kesyirikan terselubung seperti sihir, istigotsah kepada selain Alloh Subhanahu Wataala , ruwatan dan lain-lain, sampai kepada memutarbalikkan ajaran Islam itu sendiri!!.

Demikian juga makanan-makanan dan minuman-minuman haram yang diganti namanya dengan nama-nama yang di indah-indahkan dan diekspose manfaat dustanya. Pintu-pintu maksiat diperluas dan dihiasi ketakwaan dicela sampai-sampai peninggalannya menjadi salah satu sifat bijaksana atau syarat untuk menjadi manusia moderen yang beradab. Semua itu dengan tujuan menggiring manusia ke pintu-pintuJahannam.


Demikian pentingnya Sirotulmustaqim itu sampai Iblis siap menghabiskan seluruh umurnya untuk menyumbat Sirotulmustaqim dihadapan manusia. jadi apa gerangan Sirotulmustaqim itu..?