Thursday 26 April 2012

Ayat-Ayat Anti Galau

Entahlah, belakangan ini, kata galau dengan mudah kita dapati dalam berbagai kesempatan. Kita bisa mendengarnya saat bertemu dengan sahabat kita atau membaca status jejaring sosial. Biasanya kata yang satu ini muncul dikarenakan putus pacaran, keinginan yang tak tersampaikan, atau kesedihan yang merundung. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, galau diartikan sebagai “kacau tidak keruan (berpikir).”
Para galauwer, sebutan bagi “pecinta galau”, biasanya menuliskan kegalauannya dengan kalimat seperti, “Bila pada waktunya kita harus berpisah, aku tidak akan melupakan kamu. Tapi aku akan menjadikan kamu sebuah ingatan, bukan sekedar kenangan.” Atau, “Bersyukur karena masih bisa melihat indahnya dunia, walaupun kamu masih tetap untuk dia.” Bisa pula semisal ini, “Tiba-tiba orang yang selalu mengatakan bahwa dia akan selalu menunggu, menghilang…”
Kata galau seolah menjadi obat mujarab dalam mengekspresikan gundah gulana yang bergelayut menyelimuti diri. Sebenarnya, kata galau menjadi populer sejak munculnya sebuah program acara di salah satu televisi nasional. Padahal, ketika Anda menulis atau mengungkapkan perasaan sedih kepada orang lain tanpa bisa membatasi diri, bisa membuka potensi kejahatan dari orang yang tidak bertanggungajawab untuk melakukan sesuatu yang malah membuat Anda semakin jauh dari kebahagiaan.
Sebagai seorang Muslim, tentunya kita tidak boleh melepaskan diri dari tuntunan Ilahi yang telah menyediakan kalimat-kalimat mukjizat yang ampuh mengusir perasaan galau. Sayidina Ja`far putra Sayidina Muhammad Al-Baqir memberikan empat ayat anti galau yang tentunya langsung bersumber dari Dzat Yang Maha Mengetahui segala persoalan yang tengah melilit.
Resep ala beliau yang akan dipaparkan berikut ini bisa kita baca langsung dalam kitab Al-Jawaahir Al-Lu`luiyyah fi Syarh Al-Arba`iin An-Nawawiyyah yang ditulis oleh Syaikh Muhammad Al-Dimyathi halaman 13-14.

Ayat pertama yang menjadi obat kegalauan termaktub dalam surah Al-Anbiya` ayat 87. Disebutkan jika kita merasa sumpek hendaklah kita membaca ayat ini yang bunyinya:

لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
“Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.”

Ayat berikutnya merupakan jawaban bagi orang yang telah membacanya:

فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ وَكَذَلِكَ نُنْجِي الْمُؤْمِنِينَ
“Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.” (Qs. Al-Anbiya` : 88). Ayat ini merupakan jawaban atas Nabi Yunus as yang mengucapkan kalimat tersebut dari dalam perut ikan di kegelapan samudera.

Ayat anti galau selanjutnya berbicara mengenai orang yang dihinggapi rasa takut. Ketika kita tengah merasa ketakutan terhadap sesuatu, bacalah:

حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيل
“Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.” (Qs. Ali Imran : 173).

Bagi orang-orang yang ketakutan kemudian membaca ayat di atas, maka Allah menandaskan:

فَانْقَلَبُوا بِنِعْمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَفَضْلٍ لَمْ يَمْسَسْهُمْ سُوء
“Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa.”

Ayat anti galau ketiga berkenaan seseorang yang tertipu. Bagi kita yang menjadi korban penipuan, jangan terlalu larut dalam kesedihan, cobalah membaca ayat :

وَأُفَوِّضُ أَمْرِي إِلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ بَصِيرٌ بِالْعِبَاد
“Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha melihat akan hamba-hamba-Nya.” (Qs. Al-Mukminun : 44).

Barangsiapa membaca ayat tersebut sebagaimana kaum-kaum di masa nabi terdahulu juga mengucapkannya, Allah menyatakan:

فَوَقَاهُ اللَّهُ سَيِّئَاتِ مَا مَكَرُوا
“Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka.” (Qs. Al-Mukminun : 45).

Dan ayat keempat yang menjadi pengusir rasa galau adalah ayat yang berkenaan tentang seseorang yang menginginkan sesuatu, hendaknya membaca :

مَا شَاءَ اللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّه
“Sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.” (Qs. Al-Kahfi : 39).

Allah mewahyukan:

فَعَسَى رَبِّي أَنْ يُؤْتِيَنِ خَيْرًا مِنْ جَنَّتِكَ
“Maka mudah-mudahan Tuhanku, akan memberi kepadaku (kebun) yang lebih baik dari pada kebunmu (ini).” (Qs. Al-Kahfi : 40).


Sumber: http://www.undergroundtauhid.com/ayat-ayat-anti-galau/

Thursday 19 April 2012

BAHAYA PEMAHAMAN LIBERAL

Pada pertengahan tahun 2001, umat Islam di Indonesia dikejutkan oleh munculnya sebuah pemahaman yang sangat aneh dan nyeleneh. Paham tersebut sangat meresahkan kaum muslimin pada umumnya, dan para ulama khususnya. Bagaimana umat tidak resah, sebab paham tersebut mengajarkan bahwa semua agama adalah sama dan sejajar. Di samping itu, pengusung paham ini juga mengacak-acak ajaran Islam yang sudah baku (qhot'i) sangat memusuhi dakwah kemurnian Tauhid yang sering mereka juluki dengan Wahabisme, dan sebaliknya, akrab dengan ahli kitab (Kaum Yahudi dan Nasrani). Diduga kuat bahwa Jaringan Islam Liberal (JIL) ini didanai oleh LSM Amerika dan menjalankan misi terselubungnya. Sekali lagi, kewaspadaan umat Islam sedang diuji.

Di antara pemahaman sesat Jaringan Islam Liberal adalah:
1. mereka beranggapan bahwasannya semua agama itu sama.
Paham mereka berdasarkan pada satu asumsi bahwa semua agama adalah jalan yang sama-sama sah menuju Tuhan yang sama. Jadi menurut paham ini, semua agama adalah jalan yang berbeda-beda menuju Tuhan yang sama. Tuhan siapapun nama-Nya tidak menjadi masalah.
Pemahaman seperti ini adalah pemahaman yang sesat dan menyesatkan, karena sangat bertentangan dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Sebagaimana Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.
"Sesungguhnya agama (yang diidhoi) di sisi Allah hanyalah Islam..." (QS. Ali Imron [3] : 19)
Dan sebagaimana Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala pula :
"Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi." (QS. Ali Imron [3[] : 85)
Kemudian pemahaman mereka ini terbantah pula dengan Hadits Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, bahwa siapa saja yang mendengar risalah kerasulan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam maka wajib untuk membenarkan dan memeluk agama tersebut (Islam) jika tidak, mereka termasuk calon penghuni neraka Jahanam.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:
"Demi Dzat yang jiwaMuhammad ada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini yang mendengar (agama) ku, baik dia itu seorang Yahudi maupun Nasrani, kemudian dia mati dan belum beriman dengan apa yang aku diutus dengannya, kecuali dia termasuk penghuni neraka" (HR. Muslim)
2. Mereka memahami Al-Qur'an dan As-Sunnah berdasarkan logika mereka.
Sesungguhnya seseorang tidak mengetahui apa yang dikehendaki Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Rasul-Nya Shallallahu alaihi wasallam kecuali ketika pemahamannya terhadap apa yang terkandung dalam Al-Qur'an dan as-Sunnah telah lurus lagi benar. Kebanyakan para pelaku kesesatan itu terjadi karena buruknya pemahaman mereka terhadap Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Marilah kita menelaah beberapa kasus tentang pemahaman ayat Al-Qur'an dan As-Sunnah yang menyimpang dan menyesatkan serta membahayakan bagi umat Islam, yang berasal dari pengusung Liberal.

Kasus pertama yang sangat menggoncangkan umat Islam di Indonesia adalah bantahan mereka tentang perintah menutup aurat sebagaimana yang terdapat dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah. Dari Dr. Abdul Muqsith Ghazali menyatakan bahwa aurat wanita yang harus ditutup hanya sebatas qubul (fajri) dan dubur (anus). Tentu ini pemahaman yang sesat dan menyesatkan. Sebab pemahaman sang doktor ini tidak didasarkan kepada dasar-dasar ilmiah yang benar dalam memahami agama dengan benar.
Kasus kedua tidak kalah sestnya. Dr. Zainun Kamal pernah berbaris bersama orang yang dikabarkan tidak mewajibkan shalat. Mengatakan bahwa kewajiban shalat bukan datang dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, tetapi datang dari kaidah bahasa Arab sebagaimana kaidah bahasa lainnya adalah buatan manusia. Demikianlah komentar sesat sang doktor tersebut.
Tampaknya sang doktor tidak mengetahui bahasa Arab dengan baik. Sebab dalam Al-Qur'an terdapat kalimat yanga sangat jelas dan tegas tentang kewajiban shalat sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :
"Sesungguhnya sholat itu adalah fardhu yang ditentukan waktu atas orang-orang yang beriman." (QS. An-Nissa [4] : 103)
Kasus ketiga adalah kesesatan Prof. Dr. Siti Musdah Mulia ketika memahami Surat Ar-Rum ayat 21, Surat Adz-Dzariyat ayat 49 dan Surat Yasin ayat 36. Menurutnya, berdasarkan pemahamannya (yang sesat), wanita ini melegalkan pernikahan kaum Homoseks dan Lesbian.
Pemahaman ini jelas sesat dan menyesatkan, karena tidak ada ulama Salafus shaleh yang berpemahaman seperti ini. Hal ini dapat di telaah dari kitab tafsir, seperti Tafsir Ibnu Katsir dan yang semisalnya, bahkan 14 abad yang lampau Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam telah bersabda :
"Barangsiapa yang kalian dapati berbuat seperti kaum Luth (seks sesama jenis), maka bunuhlah pelaku dan obyeknya." (HR. Abu Dawud)

Beberapa Tips Menangkal Paham JIL
1. Memahami bahwa Liberalisme adalah kesesatan berpikir, bukan sebuahritual, sekalipun demikian tetap berdampak pada perilaku pengusungnya. Jadi sudah seharusnya kita terus mencermati tulisan-tulisan JIL (Jaringan Islam Liberal) dari koran Jawa Pos pada kolom KIUK (Kajian Islam Utan Kayu), atau buku-buku terbitan JIL, El-Kis, paramadina, internet, dan lain-lain. Kemudian meletakkannya sebagai "Musuh" untuk diintai.
2. Sebaiknya dalam menghadapi JIL, kita lebih mengutamakan nash-nash qoth'i dari Al-Qur'an dan Hadist-hadist shohih dengan menerangkan asbabun nuzul/wurud. Penguraian semacam itu termasuk paling jitu, karenakita mampu menerangkan kepada umat Islam duduk permasalahan yang sesungguhnya, dan sevara otomatis dapat menelanjangi pemirikan sesat kelompok JIL.
3. Kita hadapkan pemikiran JIL dengan pemikiran ulama Salaf, dengan rujukanAl-Qur'an, Hadist, serta realita sejarah, dan kita tawarkan kepada umat. Apakah dalam memahami ilmu agama,kita memilih pemahaman ulama Salaf, misalnya Imam Syafi'i, yang telah berabad-abad dikenal di dunia Islam, atau memilih model pemahaman JIL,yang baru muncul dengan referensi pemahaman Barat atau Tafsir Hermeneutika?
4. Kita ungkap bagaimana keuntungan barat/kafir terhadap tema-tema yang di munculkan oleh JIL ke permukaan, misalnya dampak Fiqih Lintas Agama, adalah memuluskan programpembauran dan pemurtadan umat Islam secara pelan-pelan.
Untuk mengasah kejelian, tentunyakitaharus banyak membaca atau mencari informasi tentang dunia pergerakan JIL, sehingga saat menghadapi mereka, kita tahu dengan pasti kesesatan pemikirannya.
5. Kita rajin berkomunikasi dengan tokoh-tokoh yang bersebrangan dengan JIL, sekalipun bukan seormas dengan kita. Karena jalinan dengan tokoh-tokoh ini dapat memperkuat lini-lini perjuangan, dalam menghadang lajunya Liberalisme. Kita juga harus selalu mewaspadai besarnya pengaruh Liberalisme yang kini telah menyeluruh di hampir setiap bidang dan semua kalangan. Membangun jaringan sesama tokoh-tokoh anti Liberalisme, adalah sangat penting untuk memperkaya informasi, sehingga dapat menjadikan JIL sebagai musuh bersama.
6. Kita sampaikan pemahaman kita kepada umat tentang kesesatan JIL, melalui tulisan, ceramah, mimbar-mimbar Jum'at, dialog antar teman, dialog terbuka dan lain-lain.

Paparan ini merupakan bentuk kebencian kita terhadap kesesatan mereka serta memberikan peringatan bagi kita semua agar mewaspadai gerakan Libralisme Akidah. Wallaahu'Alam.